Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Asli Umat Islam

Sobat , Ini Berita 1 Tajam terperjaya, baru -baru ini pemberitaan tentang Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Asli Umat Islam sedang maraknya. Berbagi media menanyakan soal permasalahan tersebut. Ada apakah gernagan sehingga menjadi viral dan buming di tiap sudut pemberitaan selalu memperbincangkannya. Klarifikasi demi klarifikasi berdatangan untuk membuktikan kebenaranya. Sehingga tidak jarang para awak berita rela berdesakan untuk mengcros cek isu tersebut. Bagaimana dengan ada apakah ada termasuk salah satu orang yang seperti itu atau sekedar percaya tanpa adanya sudut pandang untuk mengklarifikasi keberaranya.

Memang benar trend berita tentang Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Asli Umat Islam sudah marak, namun untuk lebih jelas dan cros cek berita tersebut ada baiknya anda baca berita Ini Berita 1 , supaya khazanah info ada dapat terupdate dengan adanya media ini. Dan diharapkan ada tidak langsung percaya dengan semua ini karena ini diambil dari berbagai sumber yang ada baik itu sumber secunderi maupun sumber primary yang akurasi datanya harus anda buktikan terlebih dahulu.

Dan untuk lebih detailnya tentang Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Asli Umat Islam ada baiknya, Simak artikel berita berikut ini jadikan referensi bacaan anda, jangan biarkan anda terpengaruh oleh isu yang tidak jelas dan tidka dapat dibahami . selamat membaca dan selamat memahami.

MusliModerat.net - Biasanya para kiai NU kalau ditanya tahlilan dimulai dari kapan? Mereka akan menjawab "mulai wali songo". Demikian pula ketika ditanya susunan kalimat tahlil itu dari siapa? Mereka menjawab "wali songo". Jawaban tersebut ada benarnya.

“Karena kami telah menemukan manuskrip tahlil dari kitab peninggalan mbah Kiai Haji Moch Ilyas (Penarip Mojokerto) yang berasal dari Kesesi Pekalongan dalam kitab tulisan tangan dari kertas kulit yang usianya lebih dari 200 tahun,” kata Kiai Muhammad Rofi'i Ismail, Mojokerto, Jawa Timur pada akun facebooknya.

Dijelaskannya, tertulis "Ratib kang dilampahake kiai pondok Tegalsari (Ponorogo)" yang berdiri pada 1722 M. Kalimat-kalimatnya persis dengan yang ada sekarang termasuk sholawatnya yang tidak pernah kami temukan dari kitab-kitab Mu'tabaroh (kita yang diakui para ulama untuk dipelajari di Pesantren, red).



“Hanya saja ayat-ayat Al-Qur'an nya lebih banyak 2 kali lipat. Mungkin yang ada sekarang ini adalah ringkasan dan pada akhirnya ada doa untuk arwah. Semoga ini bermanfaat fiddini waddunya wal akhirah,” tuturnya, pada ngopibareng.id, Selasa (23/1/2018).

Kelaziman di Indonesia, sebagaian besar umat Islam mengamalkan tradisi tahlilan. Khususnya, terkait dengan meninggalnya seseorang sebagai doa dari keluarga. Hal itu, terjadi khususnya di Pulau Jawa yang tak lepas dari kebiasaan tahlilan, yang kemudian menjadi tradisi kaum Muslimin di negeri ini. (adi)

Sumber: ngopibareng.id

Artikel terkait yang sama:


Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Asli Umat Islam


Catatn info menggambar

Judul :Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Asli Umat Islam
Link :Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Asli Umat Islam
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Manuskrip Tahlil Berusia Lebih 200 Tahun, Ini Saksi Tradisi Asli Umat Islam

0 comments:

Posting Komentar