Gus Qoyyum: Bisa Jadi Santri Menjadi Alim karena Ludah Kiai

Sobat , Ini Berita 1 Tajam terperjaya, baru -baru ini pemberitaan tentang Gus Qoyyum: Bisa Jadi Santri Menjadi Alim karena Ludah Kiai sedang maraknya. Berbagi media menanyakan soal permasalahan tersebut. Ada apakah gernagan sehingga menjadi viral dan buming di tiap sudut pemberitaan selalu memperbincangkannya. Klarifikasi demi klarifikasi berdatangan untuk membuktikan kebenaranya. Sehingga tidak jarang para awak berita rela berdesakan untuk mengcros cek isu tersebut. Bagaimana dengan ada apakah ada termasuk salah satu orang yang seperti itu atau sekedar percaya tanpa adanya sudut pandang untuk mengklarifikasi keberaranya.

Memang benar trend berita tentang Gus Qoyyum: Bisa Jadi Santri Menjadi Alim karena Ludah Kiai sudah marak, namun untuk lebih jelas dan cros cek berita tersebut ada baiknya anda baca berita Ini Berita 1 , supaya khazanah info ada dapat terupdate dengan adanya media ini. Dan diharapkan ada tidak langsung percaya dengan semua ini karena ini diambil dari berbagai sumber yang ada baik itu sumber secunderi maupun sumber primary yang akurasi datanya harus anda buktikan terlebih dahulu.

Dan untuk lebih detailnya tentang Gus Qoyyum: Bisa Jadi Santri Menjadi Alim karena Ludah Kiai ada baiknya, Simak artikel berita berikut ini jadikan referensi bacaan anda, jangan biarkan anda terpengaruh oleh isu yang tidak jelas dan tidka dapat dibahami . selamat membaca dan selamat memahami.

MusliModerat.net - KH. Abdul Qoyyum Mansur, Lasem, Jateng saat ngaji di acara haul KH. Abdul Fattah Hasyim dan masyayikh di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kamis (09/02/2017) menjelaskan teori produksi ulama dalam pandangan tasawuf.

Pertama, teori tempat. "Tempat kelahiran mempengaruhi karakter seseorang," kata Gus Qoyyum. Ia menyontohkan Hakim bin Hizam dan Sayyidina Ali yang lahir di dalam Ka'bah. Hakim menjadi dermawan hingga rela menjual kantornya untuk disedekahkan. Sayyidina Ali menjadi ahli ilmu.


Nabi Muhammad SAW sampai berkata, aku gudangnya ilmu dan Ali pintunya. Kita mengenal Sayiddina Ali sebagai sahabat yang cerdas. Seorang ahli hadist India bernama Husyamuddin al Muttaqi al Hindi, menulis dalam kitabnya Kanzul Ummal bahwa Sayiddina Ali pernah berpidato secara spontan sebanyak 5 halaman tanpa huruf alif.


"Jadi kalau akan melahirkan, cari tempat yang baik. Misalnya rumah sakit Islam, bisa RSNU atau RS Muhammadiyah. Atau cari keluarga dan lingkungan yang baik," sarannya.


Kedua, teori yang dikatakan Gus Qoyyum adalah teori keluarga. Di dalam Al-Quran, ada 26 kali penyebutan keluarga dengan kata ali, ala danalu. Keluarga Nabi Ibrahim dua kali disebut, keluarga Nabi Luth empat kali, lalu keluarga Firaun yang paling banyak disebut, hingga 14 kali.


"Siapapun, bisa punya jiwa Fir’aun. Penguasa maupun ulama juga bisa punya jiwa Fir’aun," tuturnya.
Ilmuwan Jepang sepakat bahwa anak usia empat bulan dalam kandungan yang diperdengarkan musik, bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya. "Kalau ingin anak jadi penyanyi, sejak empat bulan di kandungan perdengarkan lagu-lagu. Kalau ingin anak pintar ngaji, perdengarkan bacaan Quran," paparnya.


Ketiga, adalah teori seks. Disebutkan Gus Qoyyum. Dulu, katanya, ada wali buta bernama Ali Al-khowash. "Semua ilmunya laduni," imbuhnya.


Ali Al-Khowash pernah menuturkan, siapa yang dibayangkan sebelum, selama dan setelah berhubungan seks, akan mempengaruhi anak. sebab ada energi yang mengalir dari pikiran ke dalam jiwa, lalu ke anak. "Kalau yang dipikirkan ulama, jadinya ulama. Kalau yang dipikirkan penyanyi, ya jadi penyanyi," ucapnya.


Gus Qoyyum lantas menceritakan kandungan QS Ali Imron 37-39. Dalam ayat tersebut, Nabi Zakariya sangat mengagumi Maryam karena tiap kali mendatangi kamar Maryam di masjid, selalu ada makanan dari Allah.


Nabi Zakariya lalu berdoa minta anak. Kemudian diberi anak Nabi Yahya. "Nabi Yahya ini ada kesamaan dengan Maryam. Sama-sama tidak menikah," jelasnya.


Gus Qoyyum menambahkan, apa yang kita cintai, apa yang kita pikirkan, energinya akan menyalur dalam diri kita. "Kalau kita cinta Rasulullah, maka Allah akan mentransfer energi sehingga karakter kita mirip Rasulullah," lanjutnya.


Napoleon Bonaparte dijadikan contoh oleh Gus Qoyyum. Katanya, setiap ketemu wanita tua, pemimpin Perancis itu selalu berhenti menghormat. Itu dia lakukan karena setiap melihat wanita tua, dia teringat ibunya. "Dia pun jadi pemimpin yang karakternya baik seperti ibu," simpulnya.


Keempat, teori produksi ulama, kata Gus Qoyyum, adalah terori transfer. Dulu, katanya, ada seorang ulama bernama Sa'duddin Al-Taftazani. Beliau belajar puluhan tahun tapi tetap bodoh hingga suatu hari ada orang datang kepadanya memberitahu bahwa dia ditunggu Rasulullah.


Dia lalu datang dan disuruh membuka mulutnya, lalu diludahi Rasulullah. Sejak itu, dia menjadi ulama brilian. "Ada kesunahan, kita sowan ulama membawa kurma lalu minta ulama tersebut memamahnya. Kemudian kurma pamahan tersebut diberikan pada anak kita," paparnya.


Waktu kecil, saya sering makan sesuatu yang dipamahkan oleh bapak saya. Bisa jadi, gus-gus itu jadi ulama karena kecilnya sering makan dari makanan yang dipamah bapaknya yang seorang kiai.


Tokoh Muhammadiyah Jombang, KH Muchid Jaelani sempat cerita, saat mondok di Tebuireng, mulutnya pernah diludahi Gus Kholiq, pengasuh Pesantren Tebuireng yang dikenal sakti. Sejak itu, beliau bisa membaca sendiri kitab-kitab kuning meskipun belum pernah diajarkan kiai.


Di akhir ceramah, Gus Qoyyum memberikan ijazah yang sanadnya sampai ke Mbah Hasyim Asy'ari. Ijazah tersebut didapatkan Gus Qoyyum dari abahnnya. Ini yang diijzahkan:
Membaca kalimat "Tahasshontu Bihisni Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasuulullah" sebelum beranjak tidur. Dibaca 4 kali. Bacaan pertama sembari meludah ke kanan, bacaan kedua, meludah ke kiri. Bacaan ketiga dan keempat, meludahnya ke depan dan belakang.


Artikel terkait yang sama:


Gus Qoyyum: Bisa Jadi Santri Menjadi Alim karena Ludah Kiai


Catatn info menggambar

Judul :Gus Qoyyum: Bisa Jadi Santri Menjadi Alim karena Ludah Kiai
Link :Gus Qoyyum: Bisa Jadi Santri Menjadi Alim karena Ludah Kiai
Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Gus Qoyyum: Bisa Jadi Santri Menjadi Alim karena Ludah Kiai

0 comments:

Posting Komentar